Ternyata Begini Udang Windu Sebenarnya, Pembudidaya Harus Tahu

Udang windu (Penaeus monodon) biasa dikenal dengan nama black tiger shrimp merupakan spesies udang laut yang bisa mencapai hingga ukuran besar, pada alam bebas dapat mencapai hingga 35 cm dan beratnya mencapai 260 gram, sementara yang dipelihara di tambak, ukuran panjang tubuhnya hanya mencapai 20 cm serta berat sekitar 140 gram (Mujiman dan Suyanto,1989).

Udang windu mempunyai kulit tubuh yang keras, berwarna hijau kebiruan dan berloreng-loreng besar. Akan tetapi udang dewasa yang hidup di laut mempunyai warna kulit merah muda kekuningan dengan ujung kaki renang yang berwarna merah. Sedangkan untuk udang muda memiliki kulit dengan ciri khas totol-totol hijau.

Ternyata Begini Udang Windu Sebenarnya, Anda Harus Tahu Sebagi Pembudidaya

Tubuh undang windu sebenarnya dibagi dua bagian, antaranya; bagian cephalathorax serta bagian abdomen. Caphalathorax ini sendiri merupakan gabungan antara dada dan kepala, sedangkan bagian abdomen merupakan bagian terbesar dari udang.

Bagian kepala udang terdiri dari 6 ruas, tiga ruas pertama adalah penyangga mata dan perangkat mulut, Sementara itu, pada tiga ruas terakhir dilengkapi dengan anggota badan yang fungsinya guna membantu mulut yang biasa dinamakan rostum (cucuk kepala).

Gigi rostum bagian atas biasanya terdiri dari 7 buah dan bagian bawah 3 buah, sehingga sering ditulis gigi rostrum 7/3 (M.Ghufran, 2010).

Bagian dada udang terdiri atas 8 ruas yang tiap ruasnya ada sepasang anggota badan (tracopoda). Tracopoda pada ruas pertama sasmpai ketiga (maxipila) sendiri berguna sebagai pelengkap mulut untuk memegang makanan.

sedangkan tracopoda keempat sampai ke-8 (periopoda) perannya sebagai kaki jalan (M.Ghufran, 2010). Baca Juga: Cara Penanganan Hama dan Penyakit Pada Ikan Sidat.

Bagian abdomen udang terdiri dari 6 ruas. Ruas pertama sampai kelima mempunyai sepasang anggota badan pendek sebagai kaki renang (pleopoda). Pleopoda pada ruas keenam (inopoda) berubah jadi pipih melebar yang bersama dengan telson yang akan berguna untuk kemudi renang (M.Ghufran, 2010).

Lalu di mana habitat asal udang windu?

Udang ini dikenal sebagai penghuni laut. Meski demikian hanya udang windu dewasa yang senang berada pada  bagian tengan dan terdalam di laut. Pada umur masih muda, udang windu berada di daerah zona neritik (daerah yang dekat dengan pantai), namun ada juga sebagian yang mencoba untuk masuk ke muara sungai dan tambak air payu.

Perlu diketahui bersama, bahwa udang adalah hewan euryhaline (dapat mentolelir kisaran salinitas yang luas).Udang windu juga bisa hidup di perairan yang kadar salinitas 3-35 ppt. Ada juga saat ini udang windu telah dipelihara di kolam air tawar di Gresik.

Kok bisa gitu mas, emang ada penelitian yang pernah membuktikan?

Ya ada, Penelitian yang dilakukan oleh Harianto (2002) ternyata udang windu juga bisa diadaptasi ke air tawar (dengan salinitas 0 ppt) secara bertahap. Bukan hanya saja bersifat euryhaline, udang windu juga bersifat eurythermal, yakni hewan yang mampu mentolelir perubahan suhu yang luas.

Fluktuasi suhu pada media budidaya, terutama di tambak pada musim kemarau, yakni pada saat memasuki siang hari suhu mencapai 32 °C serta pada malam hari suhu menurun menjadi 22 °C masih dapat ditoleriri oleh windu, walau mampu beradaptasi dengan perubahan suhu, udang mudah terjangkit penyakit.

Udang windu merupakan hewan yang sangat rakus

Udang windu dikenal dengan hewan yang sangat rakus. Hal ini eraat kaitannya dengan system pencernaannya, di mana udang mempunyai usus yang tidak panjang sehingga proses pencernaan makanan bisa sangat cepat, dan hal ini akan mengakibatkan perut jadi kosong.

Bagi para pembudidaya udang harus paham akan hal ini, agar dalam proses kulturnya diusahakan ketersediaan makanan secara terus-menerus.

Kabiasaan makan udang windu

Berdasarkan kebiasaan makan, udang windu merupakan (omnivore) pemakan segala baik hewan maupun tumbuhan. Pada awal fase kehidupannya, yaitu disaat kuning telur sudah habis, udang mulai mencari makanan alami berupa plankton nabati seperti skeletoma, navicula, tetraselmisamphora,  dan sebagainya.

Pada tingkat Mysis, udang mulai memakan plankton hewan seperti protozoa, rotifer, anak teritip, kutu air amphora, dan lain-lain. Setelah burayak mencapai tingkat post larva dan juga setelah menjadi udang muda (juvenile), selain memakan makan tersebut udang muda juga gemar memakan diatomae dan cyanophyceae yang tumbuh didasar perairan, anak teritip, anak tiram, anak udang-udangan, cacing annelida dan juga detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk di dasar perairan).

Pada saat sudah mencapai ukuran dewasa, udang makan daging hewan lunak seperti Mollusca (kerang, siput, tm), cacing annelida, anak-anak seranga, udang-udangan dan sebagainya. Udang yang dibudidaya di tambak memakan makanan alami yang tumbuh di tambak seperti klekap, lumut, klekap dan binatang-binatang penghuni dasar perairan (M.Ghufran, 2010).

Habitat udang windu

Pada umumnya udang bersifat bentik, yakni tinggal dan hidup dipermukaan dasar perairan.Kondisi habitat laut yang disukai adalah dasar perairan laut yang lumer (saft) yang biasanya terdiri dari campuran lumpur serta pasir.Perairan berbentuk teluk dengan aliran sungai yang besar adalah habitat yang baik bagi udang.

Sedangkan khusus untuk udang windu lebih menyukai kondisi tekstur dasar perairan lempung berdebu atau lumpur pasir (M.Ghufran, 2010). Udang windu pada perkembangannya mempunyai beberapa bentuk stadia yaitu stadia nauplius (enam substadia), stadia zoea (tiga sub stadia), stadia mysis (tiga sub stadia), stadia pasca larva dan stadia dewasa (Villaluz et al, yang dikutif M.Ghufran, 2010).

Selama daur hidupnya udang windu memiliki fase hidup di laut dan pase hidup di perairan muara sungai dan pantai.Udang berada di laut pada stadia menuju dewasa, telur, nauplius, zoea, mysis dan pasca larva.

Stadia awal pasca larva yang bersifat planktonic terbawa arua kepase hidup perairan muara sungai dan pantai, selanjutnya mengalami perkembangan pasca larva yang bersifatbentik di dasar perairan hingga juvenile (M.Ghufran, 2010).

Udang merupakan bersifat omnivora, juga memakan detritus dan sisa –sisa bahan organik lainnya baik hewani maupun nabati.Dari kenyataan bahwa udang mempunyai pergerakan yang hanya terbatas dalam mencari makanan, tampaknya udang mempunyai sifat yang dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang tersedia dilingkungannya dan tidak bersifat terlalu memilih-milih (M.Ghufran, 2010).

Pada tingkat mysis, makanan udang windu terdiri dari campuran diatomae, zooplankton yang terdiri dari Trochopora, Calanus, Veliger, Copepoda dan Larva. Baca juga: 10 Jenis Ikan Konsumsi Yang Paling Laris Saat Ini.

0 comments

Post a Comment